Selasa, 07 April 2009

Tak Ada Jaminan Yudhoyono Akan Menang

Jakarta, Kompas - Mayoritas hasil survei mengunggulkan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai yang terkuat untuk Pemilihan Umum 2009. Walau demikian, tidak ada jaminan bahwa Yudhoyono akan memenangi Pemilu Presiden 2009 karena figur calon wakil presidennya juga amat menentukan.

Presiden Lembaga Riset Informasi (LRI) Johan O Silalahi di Jakarta, Sabtu (4/4), menyebutkan, figur calon presiden (capres) bukan jaminan penuh untuk memenangi persaingan dalam Pemilu 2009. Dari survei LRI Maret-April 2009, terungkap hampir separuh responden masih setuju Yudhoyono-M Jusuf Kalla berpasangan kembali dalam Pemilu 2009. Namun, Johan memperkirakan, duet Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto bisa menjadi penantang serius.

Bahkan, apabila Yudhoyono-Kalla kembali berpasangan, Megawati-Prabowo diprediksi tetap akan sanggup memaksa pemilu presiden berlangsung sampai dua putaran. ”Kalau ada yang bilang SBY dipasangkan dengan sandal pun akan menang, itu salah,” kata Johan lagi.

Dalam kesempatan itu, Johan memaparkan hasil survei nasional LRI pada 27 Maret-1 April dengan 2.066 responden di 33 provinsi. Responden dipilih dengan teknik sampling gugus bertahap. Estimasi tingkat kesalahan plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Menurut Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, tak ada alasan untuk pongah menyikapi hasil survei yang mengunggulkan Yudhoyono. Dari hasil survei tak bisa dipastikan, Yudhoyono pasti menang. Bukan hanya karena pemilu presiden belum berlangsung, melainkan juga faktor calon wapres turut menentukan.

Namun, Partai Demokrat yakin, yang utama adalah faktor calon presiden. Anas juga mengapresiasi hasil survei yang menunjukkan Yudhoyono berpasangan dengan siapa pun relatif diterima. ”Itu mengonfirmasi kesimpulan dan sekaligus harapan kami, SBY memang akan ’enteng jodoh’,” ujar Anas.

Secara terpisah, Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui, sejujurnya opsi meneruskan duet Yudhoyono-Kalla masih hidup di Partai Golkar. Hanya saja, menjelang 9 April 2009 semua energi terkonsentrasikan untuk pemenangan pemilu legislatif. Kalla sebagai ketua umum ialah nakhoda Partai Golkar untuk pemenangan Pemilu 2009.

”Kami bangga mendorong Jusuf Kalla menjadi calon presiden,” ujar Priyo.

Menurut Anas, koalisi saat ini masih merupakan ”buku terbuka”. Koalisi tak didasarkan pada rumusan matematis. Koalisi ditetapkan berdasarkan rumus politik demi pemerintahan yang kuat dan efektif. (dik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar