Rabu, 01 April 2009

Rasa Demokrat yang Terjaga

Soal keseragaman, rasanya dibandingkan dengan partai politik lain, Partai Demokrat layak jadi juara. Keseragaman itu terjaga baik sejak awal kampanye hingga akhirnya. Operator keseragaman itu adalah Fox Indonesia, yang disewa Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan partai itu sebagai konsultan utama kampanyenya.

”Seperti McDonald’s yang terjaga rasanya di mana pun, kami ingin Demokrat dirasakan demikian juga di seluruh Indonesia,’ ujar Chief Executive Officer (CEO) Fox Indonesia Choel Mallarangeng di Jakarta, pekan lalu.

Oleh karena ketatnya menjaga ”rasa” untuk keseragaman itu, nyaris tidak ditemui kerja swadaya. Rasa kampanye di Gelora Bung Karno, Jakarta, sama dengan rasa kampanye di Stadion Matoangin, Makassar, Sulawesi Selatan. Di Denpasar, Palembang, Medan, Banda Aceh, Padang, rasa yang sama dijaga juga.

”Di semua lokasi kami mengirim terlebih dahulu logistik untuk kampanye. Semua langsung dari Jakarta. Selain juru kampanye dan massa, logistik berupa alat peraga itu kami pastikan juga kehadirannya di tempat acara,” ujar Choel.

Logistik yang dimaksudkan itu antara lain banner tujuh seri yang jumlahnya ribuan dan bendera tangan Partai Demokrat yang jumlahnya lebih banyak lagi. Semakin strategis suatu tempat, semakin banyak logistik kampanye yang dikirimkan. Untuk setiap tempat kampanye, setidaknya dikirimkan 5.000 banner tujuh seri.

Dengan bendera dan terutama banner yang disebar di arena kampanye, massa dimanja. Panas terik atau hujan buatan dari semprotan petugas pemadam kebakaran tidak terlalu terasa. Ukuran banner yang terbuat dari bahan antiair ideal untuk menutup empat atau lima kepala peserta kampanye.

Untuk multifungsi peraga ini, Fox Indonesia memang memikirkannya. Selain melindungi panas terik dan hujan, ribuan banner juga dapat berfungsi sebai penutup ruang kosong di lapangan. ”Massa juga bisa membawanya pulang sebagai kenang-kenangan,” ujar Choel.

Untuk masa kampanye sampai 5 April 2009, dicetak ratusan ribu banner tujuh seri sesuai dengan tema kampanye dan bendera seragam. Belum dihitung keseragaman lain, berupa kaus untuk massa.

Tidak heran jika di Makassar, ribuan banner berserakan di mana-mana. Massa memungutinya untuk alas dagangan dan pelindung kepala. Anak-anak yang tidak dilarang masuk lokasi kampanye memanfaatkannya untuk bermain.

Untuk keseragaman kampanye itu, tidak sedikit biaya yang dibutuhkan. Tentu, tak ada swadaya dari massa untuk urusan biaya. Sumbangan berbagai kalangan, termasuk pengusaha, menjadi andalan biaya itu.

”Pengusaha ingin kelanjutan usaha. Oleh karena itu, mereka menaruh dananya di mana-mana. Satu dollar Amerika Serikat (AS) di beberapa tempat, 100 dollar AS di satu tempat yang kemungkinan menangnya besar. Jangan salahkan pengusaha,” ujar Choel.

Berapa total biaya kampanye Partai Demokrat? Kita tunggu saja laporan mereka, termasuk biaya kampanye di media massa. (wisnu nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar