Kamis, 02 April 2009

Survei Puskaptis, PKS Nyalib Golkar.

Dalam diskusi Evaluasi Akhir Tahun dan Prediksi 2009 di Jakarta, Selasa (30/12), Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid menyampaikan hasil survei yang dilakukan antara tanggal 24 November-3 Desember 2008 dengan 1.355 responden, PDIP mendapat angka 24,30 persen, Partai Demokrat (19,44 persen), Partai Keadilan Sejahtera (14,21) dan Partai Golkar (11,96).

Menurut Husin, posisi PDIP di urutan teratas disebabkan antara lain karena iklan politik sembako murah sehingga mendongkrak popularitas partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu, sedang PD sebagai pendukung utama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki urutan kedua , karena faktor pencitraan partai itu yang didukung dengan kebijakan populis pemerintah SBY, seperti penurunan harga BBM dan bantuan tunai langsung (BLT).

Yang cukup mengejutkan adalah hasil survei yang menempatkan PKS pada posisi ketiga diatas Partai Golkar, dimana Golkar dalam beberapa hasil survei agak merosot dan selalu berada diposisi ketiga. Dalam beberapa survei yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga survei, PKS selalu berada dibawah ketiga partai unggulan, diperkirakan hanya akan menduduki peringkat parpol papan tengah. Tetapi kini ternyata PKS dalam survei ini menunjukkan dirinya bergerak keatas dan masuk parpol jajaran papan atas. Dibandingkan empat lembaga survei yang juga melakukan survei dalam tengat waktu November-Desember 2008, nampak terdapat perbedaan hasil survei tersebut.

Hasil Survei Reform Institute pada September-Desember 2008 ; Partai Demokrat (26,36%), PDIP (17,8%), Partai Golkar (14,16%). Hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada November 2008 ; Partai Demokrat (16,8%), Golkar (15,9%), PDIP (14,2%). Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia pada 5-15 Desember 2008 ; PDIP 31%, PD 19%, Partai Golkar 11%. Hasil Survei Lembaga Survei Nasional (LSN) pada 10-20 Desember 2008 ; PDIP (28,2%), Partai Demokrat 19,4% dan Partai Golkar 13,5%.

Dengan demikian maka tiga lembaga survei dalam kurun waktu yang hampir bersamaan menempatkan Partai golkar pada posisi ketiga dan tiga besar, pada survei Puskaptis ini Golkar berada di posisi keempat. Menurut Husin, tingkat elektabilitas Golkar melorot dikarenakan Golkar enggan memanfaatkan momentum saat pemerintah meluncurkan beberapa kebijakan prorakyat. Ketika ada kebijakan BBM, JK sebagai Wapres yang muncul mengimbangi beberapa komentar miring yang menghantam pemerintah. “Sementara ketika harga BBM turun, SBY yang nongol, inilah yang tidak dimanfaatkan Golkar, sehingga Golkar dimata masyarakat tetap tidak populis” ujar Husin. Selanjutnya dikatakan bahwa Golkar tidak memiliki terobosan yang bisa mendongkrak tingkat popularitasnya. “Hingga kini Golkar tidak punya keputusan ekstrim yang membela rakyat”.

Husin Yazid juga mengungkapkan, berdasarkan survei tersebut, 22,64 % responden mengharapkan perubahan di bidang ekonomi, seperti kebutuhan pokok yang murah, 21,52 % responden berharap ketersediaan lapangan pekerjaan, 21,52 % responden berharap perubahan di bidang kesejahteraan, 14,38 % responden berharap perubahan di bidang pendidikan, dan 14,37 % responden berharap di bidang kesehatan.

Tentang kriteria capres/cawapres yang diinginkan responden, hasil survei menyebutkan yakni kemampuan/kompetensi (27,80 %), pengalaman (22,49 %), integritas (17,61 %), figur/popularitas calon (15,67 %), asal profesi calon (12,02 %) dan dukungan partai (4,40 %).

Sementara hasil survei tentang penilaian responden terhadap cawapres 2009-2014 yang layak mendampingi SBY, yakni SBY-Sultan HB-X (30,78 %), SBY-JK (19,90 %), SBY-Hidayat Nur Wahid (12,07%), SBY-Sutrisno Bachir (8,67), SBY-Akbar Tandjung (8,50), SBY-Sutiyoso (8,16), SBY-Din S (3,57), SBY-Fadel Muhammad (3,23), SBY-Hatta Rajasa (2,72), SBY-Megawati (1,02), SBY-Wiranto (0,85), SBY-Yusril ( 0,51).

Penilaian responden terhadap cawapres 2009-2014 yang layak mendampingi Megawati Soekarnoputri, yakni Megawati-Hidayat NW (40,21 persen), Megawati-Sutiyoso (11,19), Megawati-Akbar T (8,10), Megawati-Prabowo (10,01), Megawati-Sultan HB (9,87), Megawati-JK (9,43), Megawati-Din S (3,83), Megawati-Sutrisno Bachir (3,83), Megawati-Yusril (1,03), Megawati-Wiranto (0,88), Megawati-Hatta Rajasa(0,74) dan Megawati-Fadel M (0,88).

Dari fakta diatas menurut Puskaptis, pendamping SBY terbaik adalah Sultan dengan 30,78%, akan tetapi pasangan ini berada dibawah pasangan Megawati-Hidayat Nur Wahid yang memperoleh dukungan 40,21%. Selain itu juga diungkapkan bahwa konstituen memandang penting kemampuan (kompetensi) capres (27,8%) dan pengalaman capres di urutan kedua (22,49%).

Nah, memang survei Puskaptis ini tampak sangat mengejutkan, karena PKS dalam beberapa bulan terakhir diprediksikan kemungkinan hanya berada dijajaran parpol papan tengah, sementara di papan atas menurut persepsi publik dari hasil survei lainnya masih bertengger PDIP, Partai Demokrat dan Partai Golkar. Selain itu dalam survei ini, Partai Gerindra sebagai parpol yang sudah mendapat elektabilitas pada beberapa survei lainnya juga hilang namanya. Terlepas dari ke “sahih” an hasil tersebut, ini akan diuji dalam survei bulan januari 2008, dimana Golkar akan mulai keluar “kandang”, akan berlari dan gencar beriklan. Sebagai parpol papan atas bersama PDIP pada pemilu 1999 dan 2004, kelihatannya Golkar akan mampu bangkit dan merebut posisinya kembali.

Menanggapi hasil survei ini, Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif mengomentari melorotnya Golkar ke posisi keempat, menurutnya survei itu subjektif dan hanya menguntungkan partai yang membayar. “Kita tidak percaya hasil survei itu” ketusnya. Nah, mari kita ikuti terus perkembangan politik dinegeri tercinta ini. Terlepas dari seberapa besar akurasi sebuah hasil survei, data ini memang tidak bisa dipegang 100%, karena merupakan persepsi publik, akan tetapi fakta hasil survei penting bagi penilaian posisi baik parpol maupun capresnya.

Dengan mengabaikan fakta-fakta hasil survei yang kita percayai, maka kita hanya akan berjalan “di lorong yang gelap”, sehingga sangat mudah tergelincir dan jatuh. Politik dan survei adalah sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. Bagi yang berada di posisi atas kiranya jangan terlalu berbangga hati, bagi yang berada dibawah juga tidak perlu berkecil hati, masih ada waktu walaupun sudah “mepet” sekali. Selamat berjuang Bung !!!

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar