Rabu, 01 April 2009

Pergeseran Mosaik Pemenang Pemilu


Rabu, 1 April 2009 | 03:20 WIB

Sistem multipartai yang menghadirkan 38 partai politik nasional peserta Pemilihan Umum 2009 tidak serta merta mengubah dominasi penguasaan politik wilayah partai-partai yang sudah mengakar begitu dalam. Meski demikian, terjadi perubahan peta politik dengan naiknya pamor Partai Demokrat. GIANIE

Pemetaan berdasarkan dikotomi Jawa-Luar Jawa serta wilayah Barat-Timur memperlihatkan terjadinya perubahan penguasaan politik beberapa partai besar. Wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi penguasaan PDI-P dan Partai Golkar kemungkinan besar bakal jatuh ke tangan Partai Demokrat. Pertarungan antara Partai Demokrat, PDI-P, dan Partai Golkar tampaknya akan banyak mewarnai ajang pemilu mendatang. Sementara itu, partai-partai papan tengah dan partai ”baru” tampak perlu berupaya keras mengimbangi kekuatan ketiga partai tersebut.

Dikotomi Jawa-luar Jawa menjadi salah satu indikasi untuk memotret partai yang akan menang dalam Pemilu 2009. Hal ini bukan tanpa alasan. Komposisi pemilih pemilu saat ini sekitar 60 persen berada di Jawa. Berdasarkan data calon pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum tanggal 7 Maret lalu, tercatat calon pemilih di Jawa sebanyak 101.067.518 orang atau 59,53 persen dari total calon pemilih.

Upaya yang keras sejauh ini memang berhasil ditunjukkan oleh Partai Demokrat. Partai yang dalam Pemilu 2004 baru merupakan partai ”papan tengah” ini sekarang tampaknya siap memberi kejutan pada penyelenggaraan pesta demokrasi. Hasil survei nasional yang dilakukan Litbang Kompas dua bulan sebelum pemungutan suara menunjukkan indikasi Pulau Jawa akan dikuasai oleh Partai Demokrat dengan 28,4 persen suara. Dengan selisih yang cukup jauh, PDI Perjuangan (PDI-P) berada di urutan kedua dengan kemungkinan perolehan 22,4 persen suara dan Partai Golkar mendapat 14,2 persen di urutan ketiga.

Penguasaan Partai Demokrat di tanah Jawa terjadi dengan merasuk ke wilayah-wilayah yang sesungguhnya menjadi basis kekuatan partai lain. Wilayah Jawa yang bakal dikuasai Demokrat adalah DKI Jakarta (Pemilu 2004 dimenangi oleh Partai Keadilan Sejahtera), Jawa Barat dan Banten (Pemilu 2004 dimenangi Partai Golkar), serta Jawa Timur (Pemilu 2004 dimenangi oleh Partai Kebangkitan Bangsa).

Penguasaan politik Partai Demokrat tampaknya tak hanya terjadi di Pulau Jawa. Di luar Jawa, partai segi tiga berlian ini juga menguasai suara pemilih dengan meraup 26,9 persen suara. Di tempat kedua, suara diraup Partai Golkar yang diperkirakan bakal memperoleh 25 persen suara pemilih. Adapun di tempat ketiga, PDI-P memperoleh 17,1 persen suara pemilih.

Peralihan pilihan

Wilayah di luar Jawa dalam dua pemilu terakhir menunjukkan dominasi Partai Golkar dengan basis terkuat di Sulawesi Selatan. Wilayah luar Jawa yang kemungkinan digerogoti partai yang identik dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu umumnya wilayah-wilayah yang merupakan kekuasaan Partai Golkar.

Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan adalah wilayah Sumatera yang kemungkinan beralih ke Demokrat. Di Kalimantan, wilayah yang berpotensi beralih ke Partai Demokrat adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Sementara wilayah timur kekuasaan Partai Golkar yang berhasil digoyang oleh Partai Demokrat adalah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua. Wilayah timur lainnya dibayangi persaingan yang sangat ketat antara Partai Golkar di urutan pilihan pertama dan Partai Demokrat di urutan kedua.

Perubahan penguasaan wilayah di luar Jawa lainnya juga terjadi di Sumatera. Kekuasaan Golkar tidak saja digoyahkan oleh Demokrat, tetapi juga berusaha digerogoti oleh partai baru, seperti Gerindra. Di Bengkulu, misalnya, Gerinda bakal mampu menjaring suara pemilih terbanyak. Hasil survei menunjukkan responden di Bengkulu yang akan memilih Gerindra sebanyak 27,3 persen. Hasil itu menggeser posisi Demokrat dan PDI-P yang tampaknya hanya akan mendapatkan masing-masing 18,2 persen. Adapun Golkar yang pada Pemilu 2004 menjadi pemenang di provinsi itu hanya kebagian kurang dari 10 persen.

Jika dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya, memang tampak pola melebarnya penguasaan Partai Demokrat baik di Jawa maupun luar Jawa. Padahal, pada Pemilu 1999, Jawa merupakan wilayah yang praktis di-”merah”-kan oleh PDI-P. Basis massa terbesar pendukung Moncong Putih ini berada di Jawa Tengah, sebagian Jawa Barat, Jawa Timur, dan DIY. Hasil akhir dalam Pemilu 1999 adalah kemenangan PDI-P. Partai politik yang menguasai suara pemilih Jawa memenangi pemilu tingkat nasional, sebagaimana terjadi dalam Pemilu 1955.

Pada Pemilu 2004, Jawa masih dikuasai oleh PDI-P, sementara luar Jawa dikuasai oleh Partai Golkar. Namun, pemenang pemilu di tingkat nasional ternyata adalah Partai Golkar yang notabene bukanlah partai yang menguasai Jawa. Kemenangan Golkar yang berbasis kekuatan di luar Jawa ini pada akhirnya mendorong munculnya koalisi presiden dan wakil presiden yang berkomposisi Jawa-luar Jawa.

Jika dikotomi diubah menjadi barat-timur, prediksi penguasaan wilayah juga menampilkan corak yang relatif mirip. Hasil survei menunjukkan, wilayah barat (Jawa, Sumatera, Kalimantan) masih dikuasai Partai Demokrat (28,4 persen), sedangkan wilayah timur tetap menjadi kekuasaan Partai Golkar (31,8 persen). Meski demikian, melihat porsi DPT di wilayah timur yang kecil, pemenang pemilu nanti secara total lebih akan ditentukan oleh partai mana yang berhasil menguasai wilayah barat. Hal ini karena jumlah DPT di wilayah barat tercatat 145.029.264 orang atau 85,42 persen dari keseluruhan calon pemilih yang didaftar.

Jawa dan PDI-P

Di sisi lain, meski pada dua pemilu nasional terdahulu pemenangnya adalah dua partai yang berbeda (PDI-P dan Golkar), terdapat karakter khas yang ditunjukkan oleh masyarakat Jawa. Konstituen Jawa pada Pemilu 1999 dan 2004 sebagian besar cenderung konsisten memilih PDI-P saat pemungutan suara. Perolehan PDI-P di Jawa pada Pemilu 2004 tercatat sebanyak 13,42 persen.

Meski angka ini merosot dibandingkan dengan perolehan Pemilu 1999 yang jumlahnya 22,82 persen, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan Partai Golkar. Golkar pada Pemilu 2004 mendapat 11,55 persen suara, sedikit meningkat dibandingkan dengan perolehannya pada Pemilu 1999 yang hanya 10,44 persen.

Kondisi ini menunjukkan tingkat loyalitas pemilih di Jawa terhadap PDI-P cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan partai-partai lain. Gambaran ini sama persis dengan pola yang diperoleh Litbang Kompas melalui survei. Sebanyak 28,2 persen responden mengaku memilih PDI-P saat Pemilu 1999. Jumlah ini lebih banyak ketimbang responden yang mengatakan memilih Partai Golkar (24,3 persen). Pola yang sama juga terlihat pada Pemilu 2004. Sebanyak 20,3 persen responden menyatakan memilih PDI-P, sementara yang memilih Partai Golkar hanya 15,1 persen.

Pertahanan PDI-P tidak semata terjadi di wilayah Jawa dengan berpusat di Jateng dan Yogyakarta. Bali yang menjadi salah satu basis utama PDI-P sejak Pemilu 1999 merupakan wilayah pertahanan yang paling sulit ditembus oleh partai lain, termasuk oleh Demokrat dan Golkar. Pada Pemilu 2004, komposisi pemenang pemilu di Pulau Dewata yang memiliki kedekatan historis dengan tokoh sentral PDI-P, Megawati Soekarnoputri, berturut-turut adalah PDI-P, Golkar, dan Demokrat.

Hasil survei juga memperlihatkan potensi urutan pemenang di Bali pada pemilu nanti juga berpola sama dengan hasil Pemilu 2004. Hampir separuh responden (46,2 persen) menyatakan akan tetap memilih PDI-P, Golkar dipilih oleh 25,6 persen responden, sedangkan yang memilih Demokrat 17,9 persen. PDI-P juga berusaha mendekati wilayah kekuasaan Golkar di luar Jawa. Sebagian responden survei di Kalimantan Timur dan Maluku menyatakan akan memberikan suaranya kepada PDI-P.

Pertarungan antara tiga partai di papan atas, yakni Demokrat, PDI-P, dan Partai Golkar akan sangat mewarnai ajang pemilu mendatang. Loyalitas masyarakat Jawa akan teruji apakah masih konsisten dengan tetap memilih PDI-P atau melenggangkan Demokrat untuk secara mutlak menguasai Jawa. Dan, apakah peta politik pemilih di luar Jawa akan memudarkan warna kuning Partai Golkar dan beralih mengibarkan warna Demokrat. (GIANIE/Litbang Kompas)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar