Minggu, 05 April 2009

Hasil Survei SSS Kursi Senayan Hanya Milik 9 Partai



JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI hanya akan diisi oleh sembilan partai politik (parpol) yang berhasil meraih dukungan sebesar atau lebih dari 2,5 persen syarat parliamentary threshold (PT).

Partai lainnya gagal meraih kursi legislatif dan tidak bisa ikut Pemilu 2014. ’’Kesembilan parpol tersebut adalah Partai Demokrat (PD), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),’’ kata Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto, di Four Seasons Hotel, Jakarta, Sabtu (4/4).

Hal itu disampaikannya saat menyajikan hasil survei ’’Mitos dan Realitas Partai Politik dan Pemilu 2009.’’ Survei pemilu tersebut dilakukan terhadap 2.502 responden di 33 provinsi, mencakup 136 kabupaten/kota.

Dia menambahkan, selama ini PDI-P dan Golkar diyakini memiliki pendukung loyal. Namun dari hasil survei terlihat, ’mitos’ tersebut mulai hancur. Hal itu tecermin dari hasil survei yang memperlihatkan kedua partai itu mengalami penurunan yang signifikan.

’’Fenomena ini memperlihatkan kecenderungan eksistensi partai papan atas mulai goyah. Sebaliknya, perolehan Demokrat dan Gerindra terlihat meningkat. Sehingga, secara prediktif bisa dikatakan bahwa kedua partai tersebut akan ’berkibar’ dalam Pemilu 2009,’’ ujarnya.

Dia menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan naik turunnya dukungan publik terhadap suatu parpol antara alain adalah figur, platform dan iklan. ’’Demokrat dan Gerindra ’membombardir’ ruang publik dengan iklan yang luar biasa,’’ tandasnya.

Sehingga, kata dia, platform mereka masuk ke ruang memori publik. Selain itu, kedua partai tersebut memiliki figur yang ’menjanjikan.’ Sementara, lanjutnya, PDI-P dan Golkar tidak menawarkan tokoh yang ’menjanjikan.’

’’PDI-P dan Golkar selama ini menerapkan cara-cara lama yang konvensional dalam upaya merebut simpati publik. Dilihat dari sisi platform, kedua partai ini juga terlihat kurang jelas dan menarik. Sebab, kedua partai itu hanya ’merespons’ kebijakan Susilo Bambang Yudhoyono,’’ ungkapnya.

Di tempat yang sama, sosiolog dari Univesitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola mengatakan, survei tersebut menegaskan semacam dugaan umum yang juga dipunyai oleh publik dari hasil survei sebelumnya.

’’Partai papan atas yang muncul sudah jelas, yaitu PDI-P, PD, Golkar dan PPP. Kalau dikaitkan dengan Pemilu Presiden, hampir pasti Susilo Bambang Yudhoyono yang berpartner dengan siapa pun akan menang,’’ ucapnya.
Thamrin juga menegaskan, capres yang lain sudah hampir pasti akan kalah. Namun, kata dia, jika kuda hitam mendapat angin pada saat yang menentukan ini, maka Yudhoyono pasti akan terancam.

’’Banyak pihak yang sudah memasang kuda-kuda terhadap kuda hitam tersebut. Sebab, banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang merasa tidak nyaman dengan kuda hitam itu,’’ jelasnya.

Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan menjelaskan, yang dibutuhkan Yudhoyono adalah wapres yang bisa menjalankan tiga fungsi. Yaitu mengontrol suara di DPR, lebih banyak melakukan aktivitas pemerintahan karena presidennya kemungkinan banyak melakukan kunjungan ke dunia internasional dan wapres yang menunggu hingga pemerintahan berakhir pada 2014.

Pengamat politik dari LIPI Syamsuddin Haris mengatakan, dalam survei-survei, Yudhoyono memang selalu lebih unggul. Namun hal itu disebabkan bukan karena kapasitasnya. ’’Sebab, keunggulan itu karena kegagalan pesaing Yudhoyono dalam mengajukan agenda platform politik yang lebih baik dan menjanjikan,’’ paparnya.

Selain itu, lanjutnya, basis politik di Indonesia sangat cair dan basis pemilih sangat longgar serta mudah berubah. Tak heran bila parpol-parpol lama seperti PDI-P, Golkar dan PPP mengalami kehilangan orientasi.
’’Kita bisa lihat sepintas melalui kampanye yang malu-malu, setengah-setengah dan tidak ada yang imajinatif. Padahal, bangsa ini memerlukan pemimpin yang imajinatif agar negara ini bisa lebih baik,’’ tuturnya.(H28-48)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar