Sabtu, 04 April 2009

Hanya 9 Partai yang Lolos ke Senayan


 Hanya 9 Parpol Lolos ke Senayan

JAKARTA --- Hasil akhir Pemilu 2009 yang diikuti 38 partai politik (parpol) diperkirakan hanya akan meloloskan sembilan parpol yang lolos ke Senayan meraih kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Dari hasil survei lembaga Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang dipublikasikan lima hari menjelang hari pemilihan 9 April 2009, Sabtu (4/4) hasil survei terbaru menunjukkan, bahwa parpol yang akan lolos ke Senayan adalah Partai Demokrtat (PD), PDI Perjuangan dan Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS, PAN, PPP, Partai Hanura dan PKB .

Menurut Toto Sugiarto Direktur Eksekutif SSS, “Sembilan partai tersebut merupakan partai yang akan berhasil meraih dukungan sebesar atau lebih dari 2,5 persen untuk memenuhi syarat parliamentary threshold. Sisanya gagal meraih kursi legislatif dan, menurut undang-undang yang berlaku sekarang, mereka tidak bisa ikut pemilu 2014.”

Hasil survei terhadap 2502 responden yang tersebar di 136 kabupaten/ kota dalam 33 provinsi dan dilakukan 28 Maret – 1 April 2009 tersebut menghasilkan Partai Demokrat 20,2 persen, PDI Perjuangan 13,5 persen, Partai Golkar 12,2 persen, Partai Gerindra 10,4 persen, PKS 9,7 persen, PAN 5,8 persen, PPP 4,2 persen, Partai Hanura 3,6 persen dan PKB 3,0 persen.

Sementara itu menurut Soegeng Sarjadi, dari sembilan parpol tersebut yang fenomenal adalah kehadiran Partai Gerindra. Partai yang didirikan Prabowo Subianto mampu menyelip sebagai partai yang menempatkan wakilnya ke Senayan atau DPR.

Menurut Toto Sugiarto selain fenomena partai dengan nomor urut lima tersebut, survei juga menemukan adanya pergeseran dari pendukung fanatik parpol tertentu.

“Jika selama ini PDIP dan Partai Golkar diyakini memiliki pendukung loyal atau fanatik. Namun menurut hasil survei terlihat bahwa ‘mitos’ tersebut mulai hancur. Hasil survei memperlihatkan bahwa kedua partai terssebut mengalami penurunan cukup signifkan,” ujarnya.

Hasil survei dari SSS ini juga memperlihatkan adanya kecenderungan bahwa eksistensi partai papan atas pada pemilu 2009 mulai goyah. “Sebaliknya, perolehan Partai Demokrat dan Gerindra terlihat meningkat sehingga secara prediktif bias dikatakan bahwa kedua partai tersebut akan berkibar pada pemilu 2009,” tambahnya.

Melejitnya persentase hasil survei Partai Demokrat dan Partai Gerindra menurut Toto Sugiarto dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain figur, platform, dan iklan. “Partai Demokrat dan Partai Gerindra ‘membombardir’ ruang publik dengan iklan yang luar biasa sehingga paltform bisa masuk ke ruang memori publik, juga memiliki figur yang menjanjikan.”

Namun dalam diskusi bertema “Mitos dan Realitas : Partai Politik & Pemilu 2009” yang dilaksanakan setelah publikasi hasil survei, Anies Baswedan Rektor Universitas Paramadina yang jadi pembicara diskusi sempat melontarkan kritiknya.

“Hasil survei ini dapat dikatakan merupakan pandangan kelas menengah Indonesia, karena pada respondennya banyak dipenuhi banyak dipenuhi mereka yang berpendidikan tinggi sampai 23,2 persen. Ini survei untuk mereka orang terdidik. Padahal berdasarkan data BPS sekitar 60 persen penduduk Indonesia pendidikannya masih berada di tingkat bawah,” katanya.

Menurut Anies Baswedan yang dalam diskusi tersebut tampil bersama pembicara Thamrin Amal Tomagola dari Universitas Indonesia dan Syamsuddin Harris dari LIPI, “Berdasarkan dari temuan survei SSS juga lembaga-lembaga survei lainnya terlihat masih menonjolnya tema kontinuitas bukan change.

Anies juga yakin pada Pemilu 2009, polarisasi dan fragmentasi partai politik masih akan tinggi dan pemerintahan 2009 – 2014 tidak se-solid yang diharapkan. “ Setelah ini Indonesia akan memasuki fase ketiga dari demokrasi. Jika pemerintahan hasil pemilu masih lemah, maka rakyat akan bertanya, apa kita masih butuh demokrasi?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar