Kamis, 19 Maret 2009

Kampanye, Pesta Semu Kaum Rakyat

Kampanye terbuka pemilihan umum telah dimulai Senin (16/3). Elite politik menyebut rangkaian pemilu ini sebagai pesta demokrasi.

Tentulah pesta dalam pengertian berbeda antara persepsi rakyat dan elite. Pesta demokrasi adalah saat puncak di mana setiap orang bisa melaksanakan hak sebebas-bebasnya untuk mengaspirasikan pilihannya. Untuk itulah, parpol dan para calon anggota legislatif saling mematut dan berhias diri, menggunakan kata-kata manis untuk merayu rakyat, calon pemilihnya.

Bahwa, kemudian setelah terpilih dan lima tahun berikutnya rakyat kembali dilupakan, itu soal lain. Toh, banyak parpol dan caleg sesaat semata mendekati rakyat.

Mungkin karena itu pula, rakyat memandang ”pesta demokrasi” ini dalam pengertian lain. Keriaan setiap lima tahun adalah nasi bungkus gratis, kaus parpol dari caleg gratis, serta sekadar uang lelah atau uang bensin. Terlupakanlah berbagai kesulitan mereka selama ini. Panggung hiburan, biduan dangdut yang menggoda, serta pidato berbusa para caleg dan kader parpol menjadi hiburan tersendiri. Janji-janji muluk diumbar para caleg memenuhi udara.

Namun, terasa sekali, yang disebut pesta saat ini dengan 38 parpol dan 6 partai lokal kali ini terasa tak semarak. Sudah terlalu lelah, kita belajar demokrasi dan sepertinya tak pernah pintar. Selamat menikmati kampanye, semoga berjalan damai. (USH/Totok Wijayanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar