Selasa, 24 Maret 2009

Bertahan di Papan Menengah

Partai Keadilan Sejahtera adalah satu-satunya partai Islam papan menengah yang diperkirakan akan mampu bertahan di tengah anjloknya perolehan suara partai-partai berbasis massa Islam di papan menengah lainnya. Hasil survei Litbang Kompas di 33 provinsi menunjukkan bahwa perolehan PKS, yang sekarang dipimpin oleh Tifatul Sembiring, akan bertahan, bahkan berpotensi untuk sedikit naik dalam Pemilu 2009. Partai ini diperkirakan akan masuk empat besar dengan mendapatkan sekitar 7,8 persen suara. Dalam pemilu sebelumnya (2004), PKS mendapatkan 7,34 persen suara nasional.

PKS sebelumnya diprediksi akan menjadi kekuatan yang jauh lebih besar daripada pemilu sebelumnya. Tanda-tanda bahwa partai ini sedang mengalami eskalasi kekuatan terlihat dalam perebutan kekuasaan lewat pilkada di sejumlah daerah.

Di DKI Jakarta, meskipun calon yang diusungnya kalah dalam pilkada, dukungan terhadap PKS ternyata cukup besar. Dukungan terhadap calon yang diusung secara tunggal oleh PKS mencapai 42,13 persen, jauh melampaui perolehannya dalam pemilu sebelumnya yang 23 persen.

Kekuatan PKS di wilayah ibu kota negara dan wilayah penyangganya, terutama Jawa Barat, membuktikan bahwa PKS menjadi partai yang pantas diperhitungkan. Selain mendapat kemenangan tunggal di Kota Depok dan Kabupaten Bekasi, koalisinya dengan PAN juga menempatkan calon yang sebelumnya sama sekali tidak dikenal luas oleh publik menjadi Gubernur Provinsi Jawa Barat. Koalisinya dengan partai menengah dan kecil lainnya di Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Barat juga menempatkan citra PKS sebagai partai yang menjanjikan tumbuhnya kepemimpinan alternatif.

Selanjutnya, koalisi yang dibangun bersama PKS juga memenangkan sejumlah wilayah level kabupaten/kota di Banten dan Jawa Barat. Koalisi PKS, selain berjaya di Kabupaten Lebak dan Serang, juga menang di Cianjur, Purwakarta, Sukabumi, Sumedang, Kota Tasikmalaya, dan Kota Bogor. Ini menjadikan klaster Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sebagai wilayah hot spot, area penyebaran bagi PKS.

Soliditas basis massa partai yang meningkat seiring dengan kemampuan partai ini menggalang dukungan di wilayah-wilayah yang menjadi basis partai besar menempatkan PKS sebagai partai yang diperhitungkan dalam Pemilu 2009.

Upaya mengubah citra eksklusif PKS juga dilakukan dengan membuka diri terhadap pluralisme dan gagasan-gagasan kebangsaan. Langkah-langkah PKS dalam membuka diri pun tecermin dalam iklan-iklan yang ditayangkannya di media televisi. Keberaniannya membuka paradoks kepahlawanan dengan mengakui Soeharto sebagai pahlawan nasional menjadi puncak reputasi keterbukaan yang mengejutkan, di tengah kontroversi yang cenderung memojokkan.

Sayangnya, eskalasi kekuatan partai kader ini, yang sebelumnya diperkirakan banyak pihak akan melejit, kemungkinan besar tidak akan terjadi. Kekuatannya dalam mencetak kader dan kepemimpinan alternatif di daerah tak terwujud di tingkat nasional. Bahkan, level puncak ini menjadi titik yang penuh kemelut, ambiguitas antara merebut kekuasaan dan tradisi kepartaian yang ketat.

Meskipun tradisi pergantian kepemimpinan dan pengurus yang selalu berjalan mulus menjadi ciri yang selama ini melekat pada PKS, pada kompetisi ekternal tidak terlalu mudah menempatkan tokoh dalam jajaran persaingan. Persoalan muncul manakala kepemimpinan dikaitkan dengan kompetisi antarsesama partai politik dalam merebut kekuasaan nasional. Apa yang terjadi dalam Pemilu 2004 adalah gambaran kurangnya figur kepemimpinan yang kuat, menjadikan partai ini pada akhirnya tak bisa lepas dari ketergantungannya dengan tokoh di luar partainya. Apakah ketergantungan ini juga akan dihadapi oleh PKS dalam pemilu mendatang? Dengan tidak mengumumkan siapa capres dari internal partai yang dijagokan dalam pemilu presiden, tampaknya PKS sedang berputar dalam kemelut yang sama.

Tanpa mengambil kesempatan dengan menempatkan figur yang kuat, yang mampu menjembatani perbedaan ideologis antara Islam dan nasionalis, diprediksi partai ini sulit beranjak jauh dari papan yang dipijaknya.(BAMBANG SETIAWAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar